Lapang dada
Merupakan nikmat Allah bagi hambannya disaat dia menjadikan dadanya dari permusuhan dan kebencian, jernih dari dengki dan hasut, bebas dari muslihat dan penghianatan, dan tidak tercokol hatinya, melainkan kecintaan dan rasa kasih sayang kepada saudara-saudara muslimnya. Dengan sifat-sifat tersebut, ia menjadi tinggi derajatnya, mulia kedudukannya di dalam hati orang lain. Sifat-sifat tersebut tidak akan sanggup disandang, kecuali orang yang bersungguh-sungguh melawan hawa nafsunya. Selama seseorang memiliki hati yang sehat tentunya mereka akan terbebas dari rasa dada sesak dan tertekan. Selalu berbuat baik dan menerima semua kesalahan serta berajak dari nafsu hati yang kotor dan tertutup akan menjadikan hidup lebih tenang.
Dan tidaklah semua kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba menjadi teman yang setia. Sifat-sifat baik itu tidak akan dianugrakan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugrahkan melainkan kepada oran-orang yang memilki keberuntungan yang besar . (QS. Fushilat 34:35).
Ungkapan indah pun keluar dari Al- Muqanna’ Al-Kindi :
Sesungguhna yang terjadi antaraku dengan anak-anak ayahku
Dan antara anak-anak pamanku sangatlah berbeda
Apabila mereka menyalakan api permusuhan
Kunyalakan untuk mereka api kemuliaan
Apabila mereka memakan dagingku, kutambahkan daging mereka
Apabila mereka hancurkan kejayaanku, aku akan bangun kejayaan untuk mereka
Tidak pernah kubawah kedengkian lama atas mereka
Bukanlah sifat pemimpin, orang yang membawa kedengkian
(Raudhat Al-Uqalaa’ hal 173-174)
Dalam Madaarij as-Saalikiin juga menyebutkan kawan, dengan sebuah ungkapan yang sangat mengesankan yang patut kita pelajari dan resapi bersama:
Adalah sifat sangat mulia bagi orang yang mengetahui dan merasakan manisnya lapang dada: Hendaknya dia tidak menyibukkan hati dan sanubari dengan keburukan yang ia dapatkan, menuntut detail pembelaan dan pembalasan. Tetapi hendaknya mengosongkan hati mereka dan mengetahui bahwa melihat keselamatan,kesejukan dan kekosongan lebih nikmat dan membantu mereka mencapai kemaslahatan baginya.
Bila hati sibuk memikirkan sesuatu maka dapa menghilangkan dari sesuatu yang lebih penting dan lebih baik baginya. Dengan demikian mereka telah terpedanya dan merugi.